kanalhukum.co. Kriteria cawapres Prabowo Subianto pernah diusulkan oleh Fahri Hamzah. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyebut kriteria cawapres Prabowo adalah yang memiliki lambang rekonsiliasi dan legacy.
“Saya, teori saya, saya ngomong ke Pak Prabowo, saya bilang gini ‘Pak, kalau ide rekonsiliasi diteruskan, maka sebenarnya wakil itu adalah perlambang dari rekonsiliasi’,” kata Fahri Hamzah. Namun dirinya mengaku tidak mau memaksakan usulannya. Hal tersebut menurut Fahri lantaran sudah terlalu banyak partai yang memberikan pendapat.
Menurutnya ia hanya memberikan kode ke Prabowo agar mencari cawapres yang mewakili rekonsiliasi dan legacy. “Itu saya usulkan kepada Pak Prabowo itu adalah sepenuhnya haknya Pak Prabowo, karena terlalu banyak partai dan terlalu banyak opini, tapi kalau memang dipilih, itu pilihlah yang di dalamnya ada perlambang rekonsiliasi dan legacy sekaligus,” ucapnya dalam diskusi yang diadakan detik.com.
Sementara itu wakil ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menyatakan, pembahasan tentang calon wapres Prabowo masih berlangsung. Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru karena masa pendaftaran masih cukup lama.”Sebelum 10 Oktober 2023 akan diumumkan. Sebelum pintu KPU dibuka, Koalisi Indonesia Maju mengumumkan pasangan calon,”ungkapnya.
Sejauh ini, lanjut dia, nama-nama yang dipertimbangkan menjadi pasangan Prabowo dalam pilpres 2024 mendatang antara lain Erick Thohir, Airlangga Hartarto, hingga Yusril Ihza Mahendra. ”Segala keputusan akan diselesaikan berdasar rapat secara kekeluargaan,” ujarnya. Menurutnya sosok cawapres sangat krusial bahkan bisa menentukan kemenangan. Karena itu, pembahasan cawapres harus dilakukan secara matang. Nama yang terpilih wajib menguatkan sosok capres.