kanalhukum.co. Upaya Erick Thohir untuk berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung terkait dugaan dana pensiun (dapen) BUMN yang dikorupsi mendapat apresiasi banyak pihak. Salah satunya adalah aktivis Jogja Corruption Wach (JCW). Upaya tersebut diharapkan mampu membuka tabir korupsi secara utuh dan transparan.
“Kolaborasi ini dari niatnya kita apresiasi. Artinya, ada niat dari Erick Thohir (Menteri BUMN) untuk bersih-bersih,” ungkap aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, Kamis (20/7). Menurut Kamba berharap janji Kementerian BUMN untuk menyerahkan data dugaan penyimpangan dapen benar dilakukan secara transparan dan utuh. Untuk itu dokumen tersebut jangan sampai hilang sebelum diserahkan.
Dalam pengamatannya ada tiga hal yang memengaruhi kasus korupsi di BUMN. Pertama adalah lemahnya pengawasan’ Kedua adanya kesempatan, dan ketiga hukuman yang ada tidak memberikan efek jera. “Kalaupun dihukum, hanya sampai sanksi administrasi, tidak sampai ke (pengadilan) Tipikor. Hanya orang-orang di lapangan saja (disidang di Tipikor), bukan pelaku utama,” pungkasnya.
Bersih-bersih BUMN
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir upayanya untuk bersih-bersih dana pensiun (dapen) akan terus berlanjut. Bahkan dirinya mengaku telah menyiapkan sejumlah dokumen dapen BUMN yang bermasalah untuk diberikan pada Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Sesuai dengan rencana yang akan kita laporkan ke Kejaksaan di akhir bulan untuk dana pensiun,” ujar Erick di Jakarta, Senin (17/7/2023). Erick juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin. Saat ini, Kementerian BUMN tengah menyiapkan dokumen terkait dapen BUMN yang bermasalah. “Pak Jaksa Agung sudah saya laporkan, Pak Jamsus sudah kontak, tapi tunggu data-datanya dari Pak Tiko (Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo),” katanya.
Menurut Erick jaminan bagi para pensiunan BUMN harus menjadi prioritas. Pensiunan BUMN punya hak untuk menikmati hasil jerih payah pada masa tua. “Karyawan ini pensiunan BUMN. Ini lebih penting lagi. Jangan sampai BUMN-nya penjualan bagus, laba bagus, tetapi lima, sepuluh tahun lagi ketika saya tinggalkan semua tidak dapat dana pensiun. Pensiunan tidak ada, berdosa dong, di sinilah mau kita rapikan, kita bersihkan, kalau ada yang mau nyolong-nyoling silakan, ditangkap seperti yang sebelum-sebelumnya,”pungkasnya Erick.