kanalhukum.co. Kerjasama dan upaya koordinasi menjadi kunci dalam memberantas kejahatan transnasional. Namun saat ini kejahatan transnasional yang sangatlah kompleks saat ini sehingga butuh berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan berbagai forum dan mekanisme yang ada.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam pembukaan ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) ke-17. “Kami saling bertukar pandangan terkait tren kejahatan transnasional terkini seperti penyalahgunaan teknologi dalam berbagai aktivitas kriminal, hot spot kejahatan transnasional, modus operandi baru yang dikembangkan untuk menghindari deteksi penegak hukum, dan kerja sama antar kelompok kejahatan transnasional yang berbeda,”ungkapnya.
Sigit menambahkan negara-negara dalam kawasan ASEAN mampu tampil sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Untuk itu stabilitas dan keamanan dalam kawasan menjadi kunci untuk menjaga tren pertumbuhan positif yang telah terbangun tersebut. Namun, ada ancaman serius yang perlu diwaspadai dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara yakni kejahatan transnasional yang sangat kompleks saat ini.
Selain itu Sigit juga menekankan pertemuan AMMTC itu menjadi forum strategis untuk berbagi pandangan dalam menentukan strategi, kebijakan, dan upaya nyata penanggulangan kejahatan transnasional di kawasan.
Menurutnya ada beberapa perubahan dalam kerangka kerja sama yang telah berjalan sehingga dapat mengoptimalkan efektivitas penanggulangan kejahatan transnasional, perlindungan bagi saksi dan korban kejahatan, serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko terjadinya kejahatan transnasional.
Komitmen Indonesia
Dalam acara tersebut Sigit menyebut Indonesia dan Polri berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan berbagai forum dan mekanisme yang ada seperti pertukaran informasi, pemanfaatan teknologi, pembangunan kapasitas, police-to-police, handing over, joint investigations, mutual legal assistance, dan ekstradisi.
Polisi Indonesia juga mengevaluasi regulasi, kerangka kerja, kapasitas penegak hukum, dan kerja sama yang telah ada agar dapat berjalan lebih efektif dan adaptif dalam menghadapi perkembangan kejahatan transnasional.
AMMTC Ke-17 telah resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo secara daring. Acara ini akan diikuti 10 menteri negara ASEAN beserta anggota delegasinya, serta delegasi dari tiga mitra dialog, yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan, sedangkan Timor Leste sebagai observer, Chairman Directors-General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM), dan Sekretaris Jenderal ASEAN. Total peserta kegiatan itu mencapai 275 orang.