kanalhukum.co. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru Kaesang Pangarep bicara tentang korupsi. Ia menyatakan dengan tegas akan menindak kader PSI yang terbukti terjerat kasus korupsi dengan menyita hartanya.
Hal tersebut dikatakan Kaesang saat Mencanangkan Gerakan Login PSI di Jakarta, Selasa (3/10) “Kita miris dengan kasus korupsi yang terjadi ini,” katanya. Untuk itu dirinya membuat pakta integritas dengan seluruh kader agar tidak melakukan tindak pidana korupsi. “Sanksinya aset mereka nanti yang tersangkut kasus akan kita sita secara internal,” kata dia.
Bahkan putra presiden Jokowi ini menyebut salah satu yang akan diperjuangkan apabila PSI bisa lolos ambang Pemilu 2024, akan menyuarakan pemahasan Rancangan Undang Undang (RUU) Perampasan Aset di DPR RI. “Insya Allah jika masuk Senayan itu yang akan kita perjuangkan,”tambahnya.
Kaesang Jawab Kritik
Kaesang resmi menjadi kader PSI setelah diberikan KTA secara langsung oleh Giring Ganesha di kediaman Jokowi di Solo, Sabtu (23/9). Dua hari setelahnya, Kaesang dideklarasikan sebagai Ketum melalui kopdarnas PSI pada Senin, (25/9).
Ia menyatakan keputusannya bergabung dengan PSI karena memiliki kesamaan pandangan soal generasi muda harus berpartisipasi dalam dunia politik. Dia menyatakan telah berkomunikasi cukup lama dengan para petinggi PSI.
Banyak kritik dan tudingan yang dilontarkan ketika dirinya terpilih menjadi Ketua Umum PSI. Hal ini lantaran penunjukan dirinya sebagai ketum dinilai terlalu instan dan atas pengaruh dari Presiden Joko Widodo yang merupakan ayahnya.
Menanggapi kritik dan tudingan tersebut Kaesang merespons dengan santai. “Saya cuma bisa ngomong siap salah,” katanya. Kepada para pihak yang melontarkan kritik tersebut, Kaesang pun meminta nasihat sebagai orang baru dalam dunia politik.
Pria kelahiran lahir 25 Desember 1994 sebelum menjadi ketua umum PSI adalah seorang pengusaha makanan Indonesia dan Youtuber. Ia merupakan putra bungsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Ibu Negara Iriana. Kaesang pernah menempuh pendidikan di Anglo-Chinese School International dengan program studi International Baccalaureat. Setelahnya ia berkuliah di Singapore University of Social Sciences.