kanalhukum.co. Penyandang tuna rungu di Kalimantan Timur dapat mengikuti ujian untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM). Petugas kepolisian daerah tersebut sudah mendapatkan pelatihan sehingga mampu melayani para penyandang tuna rungu tersebut.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Sonny Irawan petugas akan menggunakan bahasa isyarat dalam melayaninya. “Para petugas yang melayani sudah bisa bahasa isyarat, biar pelayanan lebih lancar,” kata Kombes Pol Sonny Irawan di Balikpapan, Minggu. Adapun pelayanan tersebut berlaku di seluruh polres di Kalimantan Timur.
Warga tunarungu atau tuli bisa mendapatkan SIM A dan SIM C. Menurut Dirlantas Polda Kaltim, warga tunarungu menjalani proses seperti warga normal pemohon SIM lainnya. Setelah menyelesaikan biaya administrasi, berhak untuk ikut ujian tertulis, dan kemudian ujian praktik. Bila memenuhi syarat pengetahuan dan keterampilan atau lulus kedua ujian praktik tersebut, maka berhak mendapatkan SIM.
”Kami berikan juga stiker khusus bergambar telinga dicoret garis merah untuk ditempel di helm bagi yang lulus ujian SIM C, dan untuk ditempel di kaca belakang bagi yang lulus ujian SIM A,” kata Dirlantas. Stiker tersebut tanda bahwa pengemudi atau pengendara adalah tunarungu.
Adanya stiker ini juga bertujuan untuk keselamatan saat jalan dalam lalu lintas. Hal ini dimaksudkan agar pengemudi dan pengendara lain yang ada di belakang pengemudi tunarungu tersebut mengambil langkah penyesuaian atau antisipasi.
Menurut Kombes Sonny, layanan ini selain sebagai bentuk keadilan sosial atas hak-hak warga negara, juga untuk meningkatkan keselamatan berlalu lintas dan keselamatan berkendara di jalan raya. ”Jadi teman-teman tunarungu bisa mandiri, bisa naik motor atau mobil sendiri sambil tetap turut bisa menjaga keselamatan semua yang berlalu lintas pada saat yang sama,” demikian Dirlantas.
Sampai dengan Selasa (15/8) lalu, sudah ada 90 warga tunarungu yang mendaftar untuk memperoleh SIM. Setiap harinya beberapa orang yang tunarungu diikutkan ujian bersama 10-15 orang yang dijadwalkan mengikuti ujian tertulis.